Keuntungan Membuat Sistem Produksi yang Efektif dan Efisien

Sistem produksi yang efisien – Mengenal istilah sistem produksi dalam manajemen perusahaan tentu merupakan hal yang krusial. Perencanaan sistem produksi yang tepat akan memudahkan perusahaan dalam menerapkan efisiensi.

Semakin tinggi penerapan efisiensi, maka akan semakin besar profit yang diterima oleh perusahaan. Sebaliknya, dengan tidak memiliki sistem produksi yang baik maka akan menurunkan kemungkinan profit yang didapatkan.

Tidak menerapkan efisiensi akan mengakibatkan biaya produksi membengkak sehingga menggerus kemungkinan profit. Sistem produksi yang tidak baik juga bisa menghambat distribusi produk ke pasar. Artinya, penjualan produk akan menurun dan pelanggan busa kehilangan kepercayaan pada perusahaan.

Efek buruk itu yang membuat banyak perusahaan sebisa mungkin membuat sistem produksi yang efektif dan efisien. Berikut ini kami jelaskan mengapa membuat sistem produksi yang efektif dan efisien itu penting.

Mengenal Apa itu Sistem Produksi

Perencanaan sistem produksi merupakan suatu susunan yang saling berkaitan, melibatkan kapasitas produksi, stok material, infrastruktur pendukung, staf operasional, dan hal-hal lain yang melengkapi sistem produksi.

Semua faktor yang mempengaruhi sistem produksi harus dapat disesuaikan dengan kemampuan pasar menyerap produksi. Karena, rencana produksi adalah turunan dari hasil analisa kebutuhan pasar terhadap produk yang dihasilkan.

Perencanaan sistem produksi harus berdasarkan pada analisa kebutuhan pasar, agar pasar dapat menyerap produk yang telah ada. Karena keadaan pasar belum tentu mampu menyerap produk, sehingga analisa ini menjadi penting.

Kesenjangan antara kapasitas produksi dan kemampuan pasar menyerap produk ini yang harus diperhitungkan dengan matang, agar perusahaan dapat meminimalisir kerugian.

Bagaimana Sistem Produksi Bekerja

Berikut ini sedikit penjelasan mengenai sistem produksi bekerja. Ini hanyalah gambaran umum, Anda bisa menyelesaikannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.

Menyusun Alur Kerja (Routing)

Dalam perencanaan sistem produksi, pertama Anda harus menyusun alur kerja (routing). Alur kerja ini berupa pengerjaan produk, linimasa operasional perusahaan, dan urutan operasional kerja.

Setiap karyawan harus memahami garis besar alur kerja, sebelum mereka mengerjakan bagian-bagian lain secara spesifik yang mendukung alur kerja sistem produksi. Karena alur kerja mencakup informasi-informasi penting dalam jalur-jalur kerja.

Dalam membuat alur kerja (routing) secara umum setidaknya ada empat proses yaitu, penentuan produk yang akan diproduksi, kapasitas produksi, cara memproduksi, dan tempat produksi itu sendiri.

Staf dan karyawan perusahaan harus memiliki kecermatan untuk menelaah empat proses itu secara rinci, lalu menyesuaikan dengan keinginan pasar agar produk dapat terjual. 

Melihat kualitas mesin, supply bahan baku, kualitas produk, staf dan karyawan, alat produksi, operasional kerja, dan lain-lain. Lewat routing, Anda bisa mengetahui apa saja yang kurang dalam tiap-tiap unit produksi agar pengerjaan produk dapat berjalan lancar.

Penjadwalan (Scheduling)

Proses selanjutnya adalah penjadwalan (scheduling). Melakukan penjadwalan berdasarkan hasil routing yang menginformasikan jumlah pekerjaan dan sekuensinya.

Bila ada pekerjaan yang harus dilakukan secara simultan atau bersamaan, maka akan ada skala prioritas. Pekerjaan mana yang harus didahulukan agar tidak terjadi tumpang tindih (bottleneck).

Penjadwalan memperhitungkan waktu mulai dan penyelesaian kerja, juga waktu cadangan sebagai langkah antisipasi kejadian tidak terduga. Waktu cadangan ini dapat diadakan secara mikro pada tiap-tiap pos kerja.

Cara ini akan membantu perusahaan secara keseluruhan karena proses produksi lebih terkontrol dan tertata rapi.

Pemindahan Tanggung Jawab pada Staf Ahli (Dispatching)

Tahap ketiga adalah pemindahan tanggung jawab kerja pada staf operasional (dispatching) untuk implementasi routing dan scheduling. Tanggung jawab meliputi infrastruktur penunjang, bagan proses kerja, instruksi, penjelasan tanggung jawab, dan lain-lain.

Beberapa menambahkan catatan atau memo sebagai tambahan pengingat atau reminder. Ada juga yang melakukan pilot project atau simulasi untuk meyakinkan bahwa perencanaan kerja yang telah ada dapat diterapkan.

Fase dispatching juga menambahkan fungsi kontrol pada pelaksanaan kerja. Kontrol yang di sini bukanlah mengatur namun lebih bersifat mengawasi.

Ketika satu perencanaan tidak sesuai dengan rencana awal, entah mundur atau gagal produksi, pengawas akan mengambil sikap tegas untuk mengembalikan proses produksi pada pakem yang ada.

Baca juga: Pentingnya Memisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha

Tujuan Sistem Produksi

Tujuan membuat sistem produksi yang efektif dan efisien adalah memperhitungkan modal yang digelontorkan. Tentu semua pengusaha mau modal yang sudah dikeluarkan mendapatkan keuntungan. Di sinilah sistem produksi berperan.

Sistem produksi juga akan bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Semua kegiatan produksi akan berjalan lancar dan semua barang yang diproduksi dapat sesuai dengan pasar. Sehingga tidak ada barang yang tidak terserap pasar.

Efisiensi SDM untuk Memaksimalkan Hasil Produksi

Di tengah perkembangan teknologi sekarang ini, sebagai pemimpin perusahaan Anda perlu mempertimbangakan efisiensi SDM dengan memaksimalkan mesin ataupun robot. Ini jelas menjadi cara jitu untuk melakukan efisiensi kerja. Ditambah dengan mesin atau robot akurasi produksi dapat ditingkatkan dan kesalahan dapat diminimalkan.

Tetapkan kriteria SDM dan tempatkan pada posisi yang strategis. Dengan begitu akan membuat karyawan bekerja secara maksimal karena kriteria dan penempatan yang cocok di perusahaan.

Itu tadi keuntungan membuat sistem produksi yang efektif dan efisien. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda para pengusaha dan calon pengusaha.

 

Tinggalkan Komentar

Buka WhtasApp
Hallo.
Ada yang bisa kami bantu?
Klik disini untuk chat Via WhatsApp